"Biar aku saja. Kau rehatlah," Deborah bangkit dari duduknya. Menyeret langkah menuju pintu.
Seorang pemuda berseragam kurir tersenyum ke arahnya.
"Maaf, bisa mengambil kembali paket yang tadi saya antar ke kamar ini? Saya salah kirim."
Deborah menoleh ke arah Inta. Inta mengangguk. Ia meraih topeng yang tergeletak di atas meja.
"Bukan salahku jika aku terpaksa membukanya," Inta menyerahkan benda itu ke arah Deborah yang berjalan menghampirinya.
"Tidak apa-apa, Nona. Toh isinya tidak begitu berharga. Hanya sebuah topeng," pemuda berseragam itu menimpali kata-kata Inta.
"Jadi aku tidak perlu membungkusnya kembali?" Inta menegaskan seraya melirik kertas pembungkus di atas meja yang sudah kusut.
"Tidak perlu, Nona. Saya yang akan membungkusnya lagi. Sekali lagi mohon maaf karena telah salah kirim," pemuda itu tersenyum seraya menerima topeng dari tangan Deborah.
Setelah mengucap terima kasih, pemuda itu berlalu pergi.
"Aku akan memberitahu petugas penginapan agar segera membetulkan letak nomor kamar yang salah," Deborah meraih telpon yang menghubungkannya ke bagian resepsionis hotel.
Lima menit berselang terlihat seorang petugas muncul.