Untuk kesekian kali, kusiapkan sebuah peti mati. Untukmu Elang! Lelaki jalang. Yang padanya pernah kutitip rindu tiada terbilang.Â
Asal engkau tahu. Peti mati itu kurangkai sendiri. Dari patahan-patahan hati. Karenamu! Yang di setiap tepiannya tlah kuukir nama kita. Dengan kerak_kerak airmata dan ujung belati berlumuran darah.
Kepadamu Elang. Peti mati berisi bangkai dendam akan segera kukirimkan. Pada tengah malam. Saat berahi purnama nyaris tertuntaskan. Saat hatimu ditenggelamkan oleh ruahan rindu dan kenangan.
***
Malang, 13 Desember 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H