Aku tidak akan benar-benar pergi. Meski purnama telah memutuskan untuk menghilang dari pembaringan sisi langit. Aku hanya sedang berjalan menuju ke suatu tempat. Di mana kan kutemu satu titik yang merupa cahaya bersemayam di kedua manik matamu.
Aku sebenarnya tidak benar-benar pergi. Jadi tak usah terburu-buru mencariku. Kau tidak akan pernah kehilangan. Karena aku telah menitipkan jejak-jejak kenangan pada air hujan yang meluruh di pelataran, tadi malam.
Kelak jika rindu itu tak lagi mampu kau tenangkan, jumputilah! Masukkan sisa-sisa rinai hujan ke dalam secawan kecil anggur merah. Lalu nyalakanlah api pediangan. Aku pasti akan datang. Memelukmu. Merupa bulir-bulir peluh di keningmu.
Sungguh. Aku berjanji tidak akan benar-benar pergi meninggalkan. Kecuali, jika kau telah menemukan satu hati lain--selain hatiku.
***
Malang, 28 November 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H