Langit belum usai bercerita. Tapi kamu sudah memutuskan untuk pulang. Dan memintaku menyeduh ulang, airmata, yang baru saja kujerang di atas para-para mimpi dan harapan.
Langit belum menuntaskan ceritanya ketika kamu pergi dengan membawa senampan kenangan. Lihatlah, ia membedaki pipinya dengan warna merah tak merata. Orang-orang menyebutnya senja. Tapi aku lebih suka menamainya; luka.
Langit masih belum juga usai bercerita. Tapi kamu sudah menutup pintu-pintu dan jendela. Mengunciku di sebuah ruangan. Dan kamu sama sekali tidak menjelaskan. Apakah ini ruangan rindu ataukah hanya semacam ilusi semu.
Langit benar-benar belum usai bercerita ketika aku ingin kamu paham dan mengerti. Beginilah perasaan seorang perempuan yang terlanjur jatuh hati dan terlalu mencintai.
***
Malang, 12 Agustus 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H