Â
Bag.1
"Maukah kau menerima tawaran surga dariku?" ujar laki-laki itu di suatu senja yang temaram. Fatimah terdiam. Hatinya menimbang-nimbang. Ada perang yang tengah berkecamuk di dalam rongga dadanya.
"Aku akan bersikap adil," lanjut laki-laki itu. Ia yakin, seyakin-yakinnya bahwa Fatimah akan luluh. Ia paham betul bagaimana hati perempuan yang telah dinikahinya lebih dari sepuluh tahun itu.Â
Baginya Fatimah adalah sosok perempuan penurut.
Tapi dugaannya kali ini keliru. Fatimah mendadak mengangkat wajahnya. Menatap tajam ke arah dirinya dengan berani.
"Tidak! Aku menolak!" perempuan itu berkata tegas.Â
Wajah laki-laki itu seketika memerah. Hatinya diliputi rasa geram. Lalu tanpa sadar ia mencengkeram pundak istrinya itu dengan kasar.
Fatimah menepis tangan kekar itu. Masih dengan wajah terangkat ia kembali menegaskan, "Dengar, Abi. Biarkan aku mencari surgaku dengan caraku sendiri."
***
Pagi itu Fatimah menatap pantulan wajahnya di dalam cermin.