Seorang lelaki baru saja membelah hatinya menjadi dua. Satu sisi dititipkannya kepada bulan purnama. Satu sisi lagi diserahkannya kepada seorang pertapa.Â
Lelaki itu berkata, kelak di suatu senja yang berbeda akan kuambil kembali semasing sisi hatiku. Akan kuberikan seutuhnya kepada ia--perempuan yang sebenar-benar kekasih sejatiku.
Bulan purnama memegang janji lelaki itu. Dan pertapa tua mengamininya.
Seorang lelaki baru saja menyentuh relung terdalam rongga dadanya. Kosong. Ia tertawa. Merasa bebas kini tersebab tak memiliki hati lagi.
Bulan purnama. Di langit malam yang biru cerah baru saja memandikan sesisi hati milik lelaki. Dibersihkannya satu nama yang tergores di atas permukaannya. Namun ternyata itu tidak mudah.
Seorang pertapa. Berkali-kali bibirnya membaca mantra. Untuk mengusir sebuah nama yang melekat di atas satu sisi hati lelaki. Tetapi sia-sia.
Bulan purnama dan pertapa tua lalu bersama-sama melemparkan sisi-sisi hati, tepat di atas dada lelaki yang baru saja merebahkan mimpi-mimpi.
***
Malang, 03 Juli 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI