Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Setiap Udara yang Kuhela Engkau Menjelma Menjadi Barisan Puisi Cinta

13 Juni 2019   07:49 Diperbarui: 13 Juni 2019   07:54 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: /juliaherdman.com

Berderet kalimat telah kusemat pada dinding-dinding waktu. Bacalah! Jika memang hatimu peka, maka akan engkau rasa betapa dahsyat tekanan vibrasinya. 

Pena di tanganku senantiasa menorehkan jalinan indah tentangmu. Itu menunjukkan betapa aku tak pernah bisa berhenti mencintaimu.

Bertumpuk diksi yang menari di pelataran puisi, sudahkah engkau resapi? Jika benar dirimu adalah pengamat kata-kata maka tak perlu banyak bertanya, mengapa semua yang kureka tertuju hanya kepadamu saja. 

Syahdan, berjuta perasaan memilih terjebak di seputaran almanak hari. Meski pagi tak kunjung memberi penghiburan, siang terlalu bimbang menyulut sepercik harapan. Senja pun mengaku tak kuasa menggapai asa. Dan malam menyerah di penghujung gulitanya tersebab tak mampu lagi menidurkan hati yang terlanjur dikuasai sunyi.

Entah mengapa di setiap udara yang kuhela engkau masih saja menjelma menjadi barisan puisi cinta tanpa bisa kucegah.

***

Malang, 13 Juni 2019

Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun