Dia kembali. Menyeduh kopi. Menyuguhkan kehangatan dini hari dengan diksi-diksi. Ada binar-binar kerinduan yang terpendam. Ada senyum samar yang berusaha disembunyikan.
Dia kembali. Meracik mimpi-mimpi. Menyematkan juntai pelangi di setiap helai ujung rambutku. Mengembuskan wangi cinta di sepanjang aliran darahku.
Dia telah kembali. Kekasih yang lama hilang disembunyikan sengkarut waktu. Kumohon, jangan pergi lagi. Tetaplah di sini. Di sisiku. Masih ingin aku menikmati rona senja bersamamu. Masih mau aku merasakan hangat lembut kecupan bibirmu.
Dia telah memilih untuk kembali. Lelaki penyeduh kopi. Penyuguh diksi-diksi. Peracik mimpi-mimpi. Penyembuh rindu nan gelisah dan menggelabah.
Dia, kiranya memang telah benar-benar kembali.
***
Malang, 29 Mei 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H