Kelak jika aku terlambat datang. Ketika kau sedang rindu-rindunya menungguku di padang pasir luas nan gersang. Kuharap jangan langsung pulang. Tunggu aku di bawah rindang pohon kurma. Yang buahnya ranum berjatuhan di atas tanah. Ambil sebiji, lalu gigitlah! Nikmati manis dan lembutnya. Cukuplah itu sebagai yang mewakiliku. Menyudahi dahaga rindumu sampai aku benar-benar hadir di sisimu.
Kelak jika aku terlambat datang. Ketika kau sedang ingin-inginnya menatap ujung kerling binar mataku yang cerlang. Pandang saja langit malam biru pualam. Akan kaudapati serpihan purnama tersangkut di reranting pucuk cemara. Ambillah segera! Anggap saja ia sebagai ajudan yang siap menyampaikan kabar berita. Tentang aku, perempuan yang tak bisa berhenti mencntaimu.
Jika kelak aku terlambat datang. Ketika mimpi-mimpi usang harus segera kautanggalkan. Jangan berkecil hati. Sebut saja namaku tiga kali. Aku akan mengirim hujan untuk menghantarkan secawan anggur dan kenangan. Ambil dan reguklah! Jangan kaumuntahkan. Cukuplah itu sebagai penanda. Bahwa sebentar lagi perempuan yang kau rindu akan tiba.Â
***
Malang, 19 Mei 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H