Bagi sebagian besar masyarakat Malang dan sekitarnya, Masjid Turen--atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Tiban, sudah tidak asing lagi. Masjid megah yang cikal bakalnya didirikan pada tahun 1963 kemudian dilanjut sekitar tahun 1974, sempat diisukan dibangun oleh bangsa jin karena kemegahannya dan kemunculannya yang nyaris tidak terdeteksi. Dan saat ini merupakan pilihan destinasi wisata religi yang patut diperhitungkan.
Masjid Turen berada sekitar 32 km dari pusat Kota Malang menuju arah timur. Dengan jarak tempuh sekitar 1 jam jika menggunakan kendaraan pribadi. Masjid yang terletak di Jalan Anggur, Sananrejo, Kecamatan Turen Kabupaten Malang, Jawa Timur ini, sebenarnya adalah bagian dari Pondok Pesantren Salafiyah Biharu Bahri Asali Fadlair Rahmah. Â Nah, dari kenyataan ini tentu saja menepis isu bahwa Masjid Tiban bukanlah masjid buatan bangsa lelembut, melainkan sengaja dibangun oleh manusia untuk kepentingan beribadah.
Keistimewaan masjid ini terletak pada seni bangunan arsitekturnya yang unik. Yakni gabungan antara model Timur Tengah dan China. Didominasi warna biru putih yang cerah. Dikelilingi oleh rerimbunan pepohonan yang masih asri.Â
Masjid yang sekaligus Ponpes ini berdiri di area tanah seluas 4 hektar. Memiliki bangunan 10 tingkat, di mana masing-masing tingkat mengusung tema yang berbeda-beda. Dengan fungsi yang berbeda pula.Â
Seperti pada lantai paling bawah. Begitu memasuki area, mata langsung disambut dan dimanjakan oleh beberapa akurarium berukuran besar, terdapat pada sisi bangunan sebelah kanan. Pada sisi sebelah kiri adalah ruangan sholat serta deretan penginapan yang disediakan bagi pengunjung yang berasal dari luar kota.Â
Oh, ya. Sebelum masuk ke area masjid, pengunjung diwajibkan melapor dulu kepada petugas yang berjaga di pos jaga. Kemudian akan dipandu harus parkir kendaraan di mana dan menemui petugas khusus pencatat para tamu. Jangan khawatir, pengunjung tidak dipungut biaya sepeser pun. Kecuali uang parkir sebesar 2000-5000 ribu rupiah.
Setelah mendapat tiket masuk, Anda bebas berkeliling. Oh, iya. Sepanjang memasuki area masjid ini kita tidak diperkenankan memakai alas kaki. Jadi jangan lupa membawa tas kresek untuk menyimpan sandal atau sepatu Anda agar tidak hilang.
Dari lantai 1 kita bisa lanjut ke lantai berikutnya. Melewati lorong-lorong semacam labirin merupakan sensasi tersendiri begitu kita usai menapaki anak tangga. Jika membawa bocah kecil, pastikan mereka selalu dalam gandengan Anda supaya tidak hilang atau tersesat.