Sekali waktu di sela tarian hujan engkau pernah bertanya perlahan. Tentang perasaan yang berusaha mati-matian kusembunyikan. Dik, apakah kamu rindu? Tahukah engkau, mendengar itu aku tersipu berusaha meredakan rasa gemuruh. Meski kemudian aku menjawab malu-malu. Mas, aku belum rindu.
Sekali waktu engkau menegaskankan kembali. Tentang perasaanku yang kaupikir belum pasti. Dik, apakah kamu sudah rindu? Kembali aku tersipu. Masih diiringi gemuruh yang kian bergejolak tak menentu di dadaku. Meski kemudian akhirnya aku menyahut. Ragu. Mas, sepertinya aku mulai rindu.
Sekali waktu engkau tidak bertanya apa-apa lagi. Suara merdumu tidak kudengar lagi. Aku tergugu. Menatap tarian hujan yang perlahan menghilang dari pelataran. Di mana engkau sekarang? Padahal aku hendak mengatakan, Mas aku sudah rindu! Â
***
Malang, 13 Mei 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H