Ada kalanya senyum yang kupersembahkan tak seindah bias pelangi seusai meredanya rinai hujan. Atau, tutur kata yang kuucapkan tak semanis nektar yang dihasilkan oleh sekuntum bunga mawar.
Aku hanya manusia biasa. Yang terkadang tak kuasa menolak datangnya lupa. Maka, jika engkau benar-benar cinta, kumohon jangan memintaku untuk tampil menjadi mahluk sempurna. Biarkan aku hadir di hati dan di ujung mata seperti apa adanya.
Ini memasuki bulan ke sekian. Sejak kaki ini melangkah mengikutimu dari belakang. Barangkali butuh waktu dan kesabaran. Untuk menjadikanku perempuan seperti yang kaumau dan kauimpikan.
Sayang...jangan pernah bosan mencintaiku. Apalagi berniat meninggalkan diriku. Sebab jika engkau sampai melakukan hal itu. Aku bisa mati. Ragaku akan merupa serpih-serpih. Dan ruh-ku gentayangan menjadi hantu. Mencarimu.Â
Bukankah engkau tidak menginginkan aku seperti itu?
***
Malang, 30 April 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI