Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ketika Langit Kita Terlihat Berbeda

10 April 2019   18:49 Diperbarui: 10 April 2019   18:54 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: shutterstock

Aku melihat bintang-bintang riang menggelar perhelatan. Menari diiringi lantun tembang rindu dan kenangan. 

Sementara engkau bersikukuh bahwa mendung sedang menggelayut pilu. Memainkan orkestra haru biru siap menjatuhkan butiran-butiran hujan yang riuh menggebu.

Ini malam yang sangat menawan, kataku. Waktu yang indah untuk kita duduk berhadapan. Berdua. Meneguk secawan anggur merah di beranda.

Ini malam yang sungguh mengerikan, katamu. Hujan badai akan turun memporakporandakan tatanan bunga-bunga dan pepohonan yang pernah kita tanam bersama di halaman.

Bagaimana bisa langit yang terhampar luas tampil sedemikian? Padahal kita sedang duduk menatapnya dari tempat dan jangkauan yang sama. Mungkinkah ada yang salah dari semasing penglihatan? Atau, diam-diam mata hati telah memilih untuk tidak lagi saling menaruh peduli.

Aku berharap bintang Waluku seketika menjatuhi kepalaku. Kupastikan engkau gegas berlari mendapatiku. Mengelus rambut ini, yang lama terbiar kusut masai. Lalu, membauinya dan menghidu kembali aroma wangi melati yang sempat kauhindari.

Sementara, kau berkeinginan tempias hujan bertubi menghantam wajah lelah lelakimu. Dan aku datang dengan sepenuh kecemasanku. Mengecup lembut kedua pipimu. Lalu mata kita saling bertemu. Bertatapan. Berusaha menemukan kembali cinta yang nyaris kehilangan kepercayaan.

Selanjutnya. Apa kau melihat hal yang sama sepertiku? Langit tersipu. Ia, tak lagi tampil dalam wujud yang menyaru.

***

Malang, 10 April 2019

Lilik Fatimah Azzahra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun