Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Kurelakan Sepi Itu Menikahiku

11 April 2019   07:35 Diperbarui: 11 April 2019   18:13 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: trendhunter.com/trends/fantasy-pictures

Aku melihat diriku terlontar begitu jauh. Seperti butiran debu yang dihempas oleh deru angin. Terpuruk di tengah padang luas nan dingin. Ditingkahi sekawanan sunyi dan carut marut segala ingin.

Aku sepi.

Dalam diam aku menyaksikan sekujur tubuhku mengejang. Terpasung simpul mati ketidakberdayaan. Sebagian hati terkikis sembilu ragu. Sebagian lagi terkungkung syak wasangka yang kebas membatu. 

Mungkin benar. Sepertinya aku mulai terpesona tarian sepi yang kian meliar. Selayak menyaksikan beringasnya suku barbar. Jiwa pun terkapar, terbiar kaku di pusar labirin waktu. Tersesat di tengah belantara pikiran nan ricuh. 

Dan. Nun jauh di sana. Di penghujung peraduan malam. Diam-diam kurelakan sepi menikahiku. Merenggut keperawanan hatiku. Hingga aku yakin. Bahwa aku tidak saja telah kehilangan harapan. Namun juga telah kehilangan nyaris seluruh kesempatan. 

***

Malang, 11 April 2019

Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun