Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Aku Menjumputi Rindu yang Tercecer di Atas Batu

12 Maret 2019   14:58 Diperbarui: 12 Maret 2019   19:39 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: depoitphotos

Katamu, senja adalah sebaik-baik guru waktu, yang tak pernah bosan memberi pelajaran bagaimana sebaiknya rindu itu diperlakukan. Meski pada kenyataanya kita lebih sering memperlakukan rindu dengan semena-mena tanpa rasa iba tanpa belas kasihan.

Jika senja ini aku kembali memunguti rindu yang berceceran di atas batu, semoga engkau mau mengerti itu. Mengapa aku begitu. Jangan lantas engkau berpikir pintas. Bahwa aku sudah kehilangan nalar dan otak yang waras.  

Jika boleh aku menjelaskan. Mengapa aku berperilaku demikian. Memunguti rindu, memasukkannya ke dalam cawan-cawan berisi candu. Itu agar aku sejenak bisa melupakanmu. Juga jejak-jejak kenangan. Yang pernah kita titipkan pada sekumpulan awan dan pada sekawanan hujan.

Asal engkau tahu. Ketika engkau memilih pergi dari hidupku. Rindu yang kugenggam sempat kuhancur leburkan. Kupalu dan kuremuk redamkan. Hingga merupa serpihan-serpihan. Yang berserakan di atas pipi-pipi licin bebatuan.

Kini ketika bayanganmu kembali hadir. Membuatku terbangun dari mimpi yang nyaris melampaui batas titik nadir. Aku kembali menjumputi satu demi satu rindu, yang tercecer di atas batu. Lalu, aku ingin melemparkannya segera, sekuat tenaga, ke wajah beringas senja. 

Tentu saja. Setelah terlebih dahulu aku meludahinya. Dengan semburan bisa. Bercampur airmata.

Bah!

***

Malang, 12 Maret 2019

Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun