Dari balik jendela pagi, purnama pasi baru saja berpamit pergi. Melepaskan diri dari jeruji mimpi. Membiarkan pertapa udara kembali singgah mendermakan nafas-nafas kehidupan dan wewangian aroma;cinta.
Tahukah? Bahwa kosong itu sesungguhnya tiada. Ia hanyalah proyeksi semu dari mata hati yang disengajakan membatu.
Coba periksa sekali lagi cangkir kopimu! Adakah rasa getir itu nyata, atau hanya kamuflase dari kesejatian cinta yang merupa luka.
Usah lagi pergi menjenguk sepi yang tersimpan rapi di dalam lemari besi. Sebab tak akan kau temui cahaya apapun di sebaliknya. Bukankah kau sendiri yang telah memadamkan lentera masa lalu dengan beragam keliaran ilusi di dalam bilik kepalamu?
Maka, pagi ini bebaskan saja hatimu! Biarkan ia menari. Biarkan kehangatan mentari menggantikan gelap yang pernah kaucipta sendiri.Â
Biarkan hati yang telah mati;pergi. Biarkan alam ikut bertasbih melantun puja puji di atas sajadah kesahajaan pagi.
***
Malang, 26 Februari 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI