Sebelum beranjak tidur. Maukah kau mendengarkan ceritaku? Tentang bagaimana kunang-kunang diciptakan.Â
Sebelum mimpi membawamu pergi. Bersediakah engkau mencermati? Perjalanan panjang seekor kunang-kunang. Dari istana langit yang jauh hingga tersesat di tengah persimpangan malam.
Kunang-kunang itu. Dulu, sejatinya adalah sebutir bintang. Milik ratu bidadari. Mahar pernikahan dari dewa yang paling disegani.
Hingga di suatu malam. Saat keduanya beranjak menuju peraduan. Sang dewa membuka tirai jendela. Dan, mata lelakinya silap terkesima.Â
Nun jauh di sana. Di ujung lengkung bulan sabit. Duduk bidadari belia nan cantik. Bergaun merah transparan. Dengan senyum dan sudut kerling mata yang menawan.
Ratu bidadari seketika dirundung geram. Dihantamkannya mahar bintang dalam genggaman. Dilampiaskannya api kecemburuan. Hingga hatinya meremuk redam.
Hati ratu bidadari. Jatuh melayang-layang menuju bumi. Merupa bayi-bayi larva. Terperciki oleh cahaya dari pecahan bintang yang berhamburan.
Sekarang. Sebelum engkau benar-benar terlelap dalam tidur panjang. Bolehkah aku menitip pesan? Jangan sekali-sekali kaubuka jendela. Saat kekasihmu sudah tak sabar menunggu di atas ranjang peraduan.Â
***
Malang, 18 Februari 2019
Lilik Fatimah Azzahra