Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Perhelatan Hujan

11 Februari 2019   06:14 Diperbarui: 11 Februari 2019   06:31 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:www.etc-web.com/pouring concrete vs pouring rain

Di sini. Di bumi tempatku berdiri. Langit baru saja menggelar panggung akbar sedemikian megah. Menampilkan tarian liar hujan di pelataran tanpa henti tanpa jeda.

Ini pertanda apa? Apakah langit tengah bersuka ria? Atas pertemuannya dengan bumi yang sempat tertunda sebegitu lama. Ataukah, ia sedang mewakili perasaan seorang perempuan. Yang mengaku berkali dihujam dan ditikam oleh belati kerinduan.

Barikade hujan. Berdandan sejak senja baru saja mulai melukis rona ruam. Mengenakan seragam dari patahan-patahan jarum stalaktit awan. Menghunus pedang terbuat dari pekat halimun yang dimampatkan.

Perhelatan hujan. Tanpa jeda tanpa birama. Adalah karunia bagi belahan bumi yang suntuk dilanda dahaga. Namun bisa jadi petaka bagi tanah-tanah yang dikutuk merana. Oleh para tuan yang menghamba keserakahan.

***

Malang, 11 Februari 2019

Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun