Puncak dari segala kericuhan hati adalah ketika kita membiarkan kepala dijejali oleh hal-hal tidak berguna. Semacam sampah. Yang terpilah-pilah menjadi; sampah basah berlabel curiga. Sampah kering berbentuk butiran-butiran prasangka.Â
Dan ketika tak terbesit sedikitpun di hati pemiliknya untuk menyingkirkan sampah-sampah tiada berguna itu, maka bau tak sedap akan merajalela. Menyesakkan napas dan memedihkan mata. Tidak saja bagi pemiliknya. Tapi juga bagi orang-orang yang berdiri di sekitarnya.
Selagi bisa. Bakarlah sampah-sampah di kepalamu! Biarkan menjadi abu. Tertiup angin sampai jauh. Terlarung di laut biru.Â
Dan setelahnya, isi kepalamu dengan sesuatu yang baru. Sesuatu yang indah-indah. Serupa rekah kuntum bunga padma.
Agar aromanya sampai di sini. Harum mewangi. Menyejukkan dan menenangkan hati.
***
Malang, 01 Februari 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H