Â
Apa jadinya jika langit selalu murung? Dikuasai oleh para bidadari dan peri hujan. Tentu tak akan kutemui lagi bintang di kesunyian malam. Sebagai tempat mencurahkan isi hati. Yang dilanda wuyung padamu, setengah mati.
Apa jadinya jika pagi terbangun tanpa matahari? Tak bakal kujumpai bunga-bunga tersenyum indah. Hanya ada lumut dan tanah-tanah basah. Melantunkan tembang asmaradhana. Mewakili hati yang dirundung nestapa. Tersebab yang kurindu jauh nian dari pelupuk mata.
Apa jadinya jika laut menghampar tanpa riak gelombang? Sunyi sepi bak pekuburan. Hanya ada desau angin berpusaran. Menyampaikan kabar kehilangan. Sepotong hati seorang perempuan. Yang mengaku tercuri oleh lelaki berjuluk pelanun rindu.
Apa jadinya jika perahu nelayan berlayar tanpa nahkoda? Akan terombang-ambing di tengah samudera tak tentu arah. Seperti merpati yang lupa jalan menuju pulang. Tersesat sendirian. Lalu mati kedinginan di persimpangan jalan.
--------
Apa jadinya aku tanpa dirimu, sayang? Sungguh, tak berani kuandai dan kuibaratkan.
***
Malang, 22 Januari 2019
Lilik Fatimah Azzahra  Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI