Kau masih saja berkutat dengan isi ranselmu. Sementara para pelaut sudah menyudahi hibernasinya. Ini musim hujan kesekian. Harusnya perahu rakit sudah kaulajukan.
Bukan perahu kertas. Yang sekali jalan akan terhempas.
Kau masih juga bingung dengan isi ranselmu. Sementara bulir-bulir embun telah menguap menjadi gugusan udara. Ini pagi cerah kesekian. Semestinya sepasang sepatu sejak tadi sudah kaupersiapkan.Â
Jika sepatu kesayangan tak jua kautemukan. Pakai saja sandal jepit di pelataran.
Kau jangan lagi sibuk memikirkan isi ranselmu. Yang membuat hatimu menyerah ditawan ragu. Bawa saja bekal seadanya. Atau, jika ada ambil dan masukkan selembar sajadah. Sebagai tempat paling indah untuk engkau menitip dan meletakkan doa-doa.
----
Bongkar segera isi ranselmu! Juga hatimu.
***
Malang, 19 Januari 2019
Lilik Fatimah AzzahraÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H