Masih ingatkah engkau pada senja merah yang menemani kita? Senja di mana kau biarkan aku berlari riang. Melintasi rumput ilalang setinggi pinggang.
Senja yang tersenyum manis. Mengiringi tawamu yang mengandung daya magis.
Masih terkenangkah engkau pada senja di tepi kaki langit? Senja yang menyisakan jejak tarian ilalang. Yang dihiasi pecahan matahari. Yang hangatnya membiarkan pelukmu jatuh tepat mengenai putik bintik hitam di mataku.
Senja yang kala itu tanpa daya. Menyaksikan pergumulan spektra airmata. Saat kau pamit pergi entah ke mana.
Masih inginkah kelak engkau bertemu senja? Â Senja merah yang kini dirimbuni ilalang jalang. Di mana jiwaku terkubur kaku di bawahnya. Tersebab terbunuh oleh rindu yang jumawa.
***
Malang, 16 Januari 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H