Pada sekawanan burung Kenari. Aku menitipkan nyanyian pagi. Yang melukiskan keindahan. Awal pertama kita dipertemukan.
Pada sekawanan burung Belibis. Aku mengudarakan harapan tipis. Akan kembalinya senja. Esok. Dengan rona jingga yang lebih indah dari sekarang.
Pada sekawanan burung Enggang. Aku menggoreskan sketsa enggan. Akan hati yang kembali merapuh. Berharap jemarimu gegas merengkuh. Menghapus enggan menjadi sebuah keniscayaan.
Pada sekawananan burung Merpati. Aku sama sekali tak berhak menagih janji. Aku--sangat tahu diri.
Pada sekawanan burung Merak. Aku meninggalkan setitik jejak. Di setiap helai bulu-bulunya yang semarak. Dengan tinta hitam. Pertanda hatiku tengah mengabur dilabur kelam.
Pada sekawanan burung Prenjak. Yang menyaru menjadi segerombolan Gagak. Aku menyerahkan diri. Mengeluarkan seluruh hati.Â
Ambil, patuki dan habiskan!
***
Malang, 18 November 2018
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H