Saat melintas di halaman pendopo, kebetulan Prabu Krisna berpapasan dengan Duryudana. Lelaki sepuh itu sangat terkejut demi melihat penampilan Duryudana yang dinilainya amat tidak sopan. Maka dengan suara lantang tetua titisan dewa itu segera menegur Duryudana.Â
"Kau tampak sangat memalukan sekali, anak muda! Mengumbar aurat pada malam bulan purnama sungguh bukan sikap seorang ksatria yang berakal."
Karena merasa malu terpergok oleh Krisna dalam keadaan bugil, Duryudana bergegas menutupi sekitar paha dan kemaluannya menggunakan kain ikat kepalanya. Lalu tanpa menjelaskan sepatah kata pun ia bergegas menemui Ibundanya.
Akan halnya Gandari, perempuan itu merasa sangat kecewa saat melihat putranya datang tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan.Â
"Kau tahu putraku? Ilmu kekebalan tubuh yang kuberikan padamu tidak akan merasuk sampai pada bagian tubuh yang kau tutupi itu. Dan sungguh amat menyedihkan, karena di bagian itulah kelak letak  pengapesanmu," dengan suara sedih Gandari menjelaskan. Duryudana hanya diam terpaku dan membisu.
Apa yang disampaikan Gandari ternyata benar adanya. Kelak pada peperangan Baratayuda, di mana Duryudana berhadapan dengan Bima, pada pertarungan kedelapan hari, ia tewas di tangan sepupunya itu akibat mendapat hantaman gada rujak polo bertubi-tubi pada paha kanannya.Â
Dan tahukah pembaca, siapa yang membocorkan rahasia pengapesan Duryudana itu?
***
Malang, 07 November 2018
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H