Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Proses Kreatif, Negeri Sunyi Para Penulis

6 November 2018   22:35 Diperbarui: 6 November 2018   23:10 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menyadari kelemahan saya, proses kreatif menulis saya tidak bisa saya terapkan di lingkungan yang gaduh, riuh atau di pusat-pusat keramaian. Meski barangkali ada penulis yang bisa melakukan hal tersebut. Menulis di tempat-tempat ramai, semisal--sembari menunggu jadwal keberangkatan kereta api di setasiun, atau bahkan saat duduk berhimpitan dengan penumpang lain di dalam bus.

Tapi khusus untuk diri saya, sungguh saya tidak bisa melakukannya.

Selain jadwal menulis, konsistensi merupakan hal yang amat penting bagi saya untuk memotivasi diri. Saya menanamkan sekaligus memberi tantangan pada diri saya sendiri, bahwa satu hari saya harus melahirkan satu karya. Apakah itu cerpen, puisi atau sekadar tulisan ringan.

Saya sangat meyakini pepatah lama: alah bisa karena biasa. Apabila suatu pekerjaan telah terbiasa dilakukan, maka tidak terasa lagi kesukarannya.

Banyak orang beranggapan keliru terhadap seorang penulis. Bahwa penulis itu bisa menuangkan ide-ide kreatifnya karena mereka memang sudah dikaruniai bakat sejak lahir. Sudah dari sononya. 

Namun sejatinya tidak demikian. Bakat saja tidaklah cukup. Tidak memadai. Masih perlu diasah dan perlu dikembangkan. Adalah hal yang sia-sia, sekalipun diberi bakat menulis luar biasa sejak lahir, tetapi enggan (baca:malas) mengasah bakat yang sudah dimiliki tersebut, maka orang itu ibarat menggantang angin. Menyia-nyiakan anugerah yang telah dimiliki.

Sebaliknya. Seseorang awam, yang tidak memiliki bakat sedikitpun dalam dunia kepenulisan, jika ia mau belajar dan terus mengasah diri tanpa mengenal lelah, maka lambat laun akan terlihat hasilnya. Seperti tetes embun yang terus menerus berjatuhan hingga mampu melubangi kerasnya batu.

Kembali ke jadwal menulis kreatif. Sudahkah Anda memiliki jadwal menulis sesuai dengan keinginan Anda?

Jika belum, mulailah dari sekarang mengatur jadwal, yang tidak saja konsisten, namun bisa membawa perasaan Anda pada zona nyaman, bebas serta enjoy dalam menuangkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang tersimpan di dalam ruang benak Anda.

Selamat terus berkarya. Salam hangat. Keep writing!

***

Malang, 06 November 2018

Lilik Fatimah Azzahra

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun