"Kau tidak semestinya bersikap sembrono, Diman. Kau tahu, Sri Kantil tidak segan memilih mati demi mempertahankan Kitab Kalamenjara itu," Mbah Brojo menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Diman alias Pendekar Caping Maut seketika membuang muka.
"Kalau saja pemuda sialan itu tidak menghalangiku, sudah kurajam habis tubuh Sri Kantil!"
"Kau yakin akan melakukannya, Diman? Sebab sepengetahuanku --- sejak dulu kau menaruh hati pada perempuan cantik murid kesayangan Nini Surkanti itu."
Bersambung ke bag 2: Semburat Luka Lama
***
Malang, 26 September 2018
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H