Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bulan, Usah Lagi Berpias Wajah

26 Agustus 2018   16:43 Diperbarui: 26 Agustus 2018   17:18 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.pinterest.com

Seperti pintamu, aku menengadah, menatap langit berhias bulan. Pada malam purnama ketigabelas. Bukan almanak kelimabelas. Bulan salah menghitung. Mungkin saja ketika itu ia sedang bingung.

Bulan terlipat seperti kertas. Ya, aku menyaksikannya. Kertas tipis yang amat pias. Yang tak sekadar menyimpan kata. Tapi juga mengemu rasa. Sepintas kilas aku membaca. Ada. Di sana masih tertera begitu nyata. Bait-bait syair yang pernah tergoreskan. Tentang rindu, tentang hujan. Tentang luka, airmata dan juga gejolak cinta.

Lalu perlahan bulan pias mengusut kerut. Seperti gaun pesta yang luput dibesut. Jalinan kata pun meruah tumpah. Luruh berhamburan menyerupa hujan.

Tidak! Bukan berarti bulan sedang diamuk marah. Ia hanya terlalu lelah. Sebab harus menampung resah. Resah yang datang dari seluruh penjuru hati. Terlebih-lebih hati yang mengaku tersakiti.

Maka di sepanjang tepian malam, di antara bias embun yang berpendaran. Ikhlas aku menatagkan pikiran. Tak kan lagi memanjatkan doa, sampai jauh menyentuh bulan. Aku cukup berbisik pelan kepada angin yang berembus dingin. Agar mengantar segala angan--menyampaikan segala ingin.

Sekarang, jika engkau berlapang kenan. Beri tahu kepada bulan. Tuk kenakan kembali mahkotanya. Usah lagi berpias wajah, apalagi sampai menunda purnama. Sebab dengan cahayanya yang terang benderang, kuingin mempertegas tanya . Apakah bahagia yang tertulis di lembar awan itu kehendak takdir? Jika iya, aku ingin bersujud syukur, mencium sajadah menumpah zikir.

***

Malang, 26 Agustus 2018

Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun