Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Usai Hujan Reda, Mari Kita Bicara

25 Agustus 2018   06:22 Diperbarui: 26 Agustus 2018   01:33 2211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pixabay)

Aku menantangmu berkali-kali, beranikah engkau mengusir hujan yang tak kunjung pergi? Melontar tempiasnya, jauh ke batas cakrawala. Sebab jujur aku tak suka cara ia--hujan, yang memperlakukanmu seperti perahu kehilangan haluan.

Aku ingin mengajakmu membunuh seribu kenangan. Yang membelenggu hari-hari dan mimpimu. Menyudahi segala kisah pahit. Mengemas doa-doa dalam balut syair berbait. Sebab jujur aku tak senang. Pada kenangan yang enggan melepas pelukmu dari waktu ke waktu.

Namun jika semisal hujan tak mau pergi. Atau kenangan tak hendak terbunuh mati. Aku mohon, palingkan wajahmu sejenak. Tengoklah aku yang geming tak beranjak. Ucapkan selamat petang atau sekadar beri satu kerlingan. Sebagai pertanda bahwa masih tersisa ruang. Untukku-- si pemilik hati yang tak pernah berhenti mencintai.

Semoga hujan segera mereda. Membawa serta jelaga kenangannya. Usah lagi berkaca pada jendela yang buram. Ambil saja cermin di dinding yang masih cerlang. Sebab seringnya pada kaca berembun. Luka ringan menyaru seolah berat menimbun.

Disaksikan air yang tumpah meruah. Aku tak malu berikrar sumpah. Tak kan lagi diri mempersoalkan. Musabab apa sepi kau tuang. Seberapa lama rindu kau tanggalkan. juga--sejauh mana hati tlah terlantarkan.

Andai nanti hujan berubah pikiran. Memutuskan pergi meninggalkan titik pusaran. Kuharap kita segera bertaut tangan. Duduk berdua di beranda senja. Saling menatap sepenuh cinta. 

Andai kelak kenangan berbalik arah. Memilih mati berharakiri. Jangan lagi terbelenggu diam. Mari kita buka percakapan. Mari kita bicara. Saling bertukar senyum, saling berbagi tawa.

***

Malang, 25 Agustus 2018

Lilik Fatimah Azzahra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun