Sepulang dari masjid saya dan anak-anak mendahulukan beranjangsana ke rumah tetangga kanan kiri yang paling terdekat. Saya memang mengutamakan mereka. Sebab bagi saya tetangga terdekat adalah orang-orang yang sama berartinya dengan saudara sendiri.
Acara silaturahim dengan tetangga kanan kiri hanya berlangsung sebentar sebab harus segera meluncur ke rumah Ibu yang jaraknya tidak terlalu jauh, Â kurang lebih 5 km dari kediaman saya.Â
Suka cita bertemu keluarga, sungkem di hadapan Ibunda yang sudah sepuh, saling bermaaf-maafan dengan adik dan kakak merupakan momen paling mengharukan di setiap lebaran.Â
Leburlah sudah segala khilaf dan salah. Berganti dengan suasana haru dan penuh keakraban.
Ada yang istimewa. Lebaran kali jatuh tepat pada hari Jumat. Yang konon merupakan hari terbaik di antara hari-hari yang ada di dalam satu pekan. Dan acara silaturahim harus segera dilanjutkan mengingat para pria harus bisa membagi waktu agar bisa mengikuti sholat Jumat berjamaah.Â
Momen paling menyenangkan saat lebaran sperti ini adalah ketika berkunjung ke rumah adik Ibu (tante) yang biasa kami panggil dengan sebutan Mbah Cantik.
Di rumah Mbah Cantik kami selalu dijamu dengan berbagai hidangan makan siang yang khas seperti urap-urap, rujak atau tahu campur. Kediaman Mbah Cantik ini selalu menjadi  jujugan paling akhir di mana perut-perut kami sudah merasa lapar.
Mbah Cantik, perempuan usia 60 an selalu rela melekan alias tidak tidur semalaman demi memasak hidangan untuk keponakan-keponakan dan anak cucunya--yang jika dihitung berjumlah lebih dari seratus orang. Duh, Simbah, semoga selalu diberi kesehatan, nggih. Agar di tahun-tahun mendatang kami kerabat-kerabatmu, sanak saudaramu masih bisa mencicipi masakan Simbah yang selalu dirindukan.
Sembari menikmati masakan yang bisa kami pilih sendiri, antar kerabat ngobrol ngalor ngidul. Suasanan sangat gayeng. Senda gurau dan canda ria tak putus terdengar.Â
Tanpa terasa waktu terus bergulir. Sudah sudah menjelang senja. Waktunya kembali ke rumah Ibunda.
Bakda Isya kami pamit pulang. Sesampai di rumah, meski kondisi badan lumayan lelah, saya masih belum bisa beristirahat. Sebab ternyata banyak tamu yang sudah menunggu.