Yup! Tantangan dari Kompasiana kali ini agak berat-berat asyik.
Beratnya di mana, dan asyiknya apa?
Beratnya?
Ini masih hari puasa ke-3. Acara bukber lazimnya dilaksanakan pada pertengahan atau menjelang akhir puasa. Tersebab kalau di awal-awal puasa seperti ini acara bukber belum teragendakan, semua masih ingin menikmati kebersamaan dan kekhusukan ibadah bersama keluarga masing-masing.
Asyiknya?
Kita kudu berpikir kreatif mencari sasaran yang bisa diajak bukber.
Loh, bukber kan tidak harus bersama orang lain? Buka bareng keluarga juga bisa dijadikan ide menulis. Iya, benar. Tapi kembali lagi, sudah menjadi kebiasaan dan tradisi yang namanya bukber itu identik dengan santap bersama sanak kerabat, teman atau sahabat, relasi dan sebagainya selain orang dalam satu rumah. Kalau hanya buka bersama keluarga yang tinggal satu atap, apalagi seperti saya yang cuma hidup bertiga, rasanya kurang greget jika dijadikan bahan tulisan. Terlalu biasa. Tidak ada yang istimewa. Paling ujung-ujungnya mereka (anak-anak) mengajak bukber di luar alias "marung".
Baiklah. Setelah agak puyeng sedikit, mengingat agenda buka puasa bersama Bolang (Blogger Kompasiana Malang) dan anak-anak yatim piatu tanggalnya masih jauh, maka usai sholat subuh pagi tadi saya berinisiatif untuk segera menghubungi salah satu mantan.
Eit, jangan salah. Yang saya maksud mantan di sini adalah mantan murid bimbel saya. Bukan mantan yang itu.
Mantan yang saya hubungi pertama kali bernama Maulana Magribi. Atau biasa saya panggil Alan. Dia baru lulus SMK. Menjadi siswa bimbel saya pada angkatan tahun 2015-2016. Anaknya lumayan cerdas meski agak sedikit bengal.
Melalui Alan saya minta bantuan untuk menghubungi teman-temannya yang lain. Dan alhamdulillah undangan saya mendapat respon baik.
