Malam bercerita
tentang langit yang terbunuh
tentang bulan merah jambu
Matamu basah
Pada hijab warna suram kausembunyikan airmata
"Aku masih cinta," katamu
"Tapi Tuhan lebih mencintaiku," desahku, terselip di selarik doa bertabur bunga bunga
Pagi ikut berkisah
perihal sebuah kehilangan
Meski acap kuajarkan
bagaimana mengurai senyum di seruak duka
Kau masih saja membiar bulir bening itu luruh
menggelebah di peluk sang takdir
Kekasih
Biarkan langit ikut bertutur
Tentang hakekat sebuah kepulangan
Tentang hidup berbalut kefanaan
Tentang cinta yang mesti mengikhlaskan
Juga tentang--airmata yang tak mampu mengembalikan
Jika di senja terpilih itu aku tak sempat pamit padamu, usah ditangisi
yakinlah bahwa aku tidak benar benar pergi
Aku hanya sedang menyeruak waktu
agar kelak aku bebas berlari
menyongsongmu
menggenggam kembali jemari tanganmu
***
Malang, 3 Mei 2018
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H