Adalah Resi Durna, yang semasa muda dikenal dengan nama Bambang Kumbayana. Ia putra seorang Begawan bernama Resi Baratmadya dari Padepokan Hargajemparing.
Meski memiliki kepandaian luar biasa---terutama di bidang strategi peperangan, perwatakan Durna digambarkan sebagai sosok yang licik, bengis, kejam dan banyak bicara. Karena watak tidak terpujinya itu sang Ayah sering kali menegurnya. Salah satunya dengan cara meminta agar putranya itu segera melepas masa lajang. Sang Ayah berharap, barangkali dengan menikah, putranya itu akan berubah menjadi ksatria yang lebih baik dan santun.
Namun jawaban Bambang Kumbayana selalu menjengkelkan, "aku tidak akan menikah Ayah. Kecuali dengan seorang bidadari."
Mendengar jawaban pongah tersebut, Resi Baratmadya hilang kesabaran. Maka diusirnya putra penengahnya itu dari padepokan. Ia tidak ingin memiliki keturunan yang sombong dan tinggi hati.
Bambang Kumbayana meninggalkan padepokan Hargajemparing dengan langkah ringan. Sama sekali tak tampak rasa kecewa atau penyesalan. Bahkan ia berpikir angkat kaki dari rumah membuatnya merasa bebas merdeka. Tidak lagi terbebani oleh aturan-aturan yang selama ini dianggap mengekangnya.Â
Selain itu kepergiannya bukan tanpa tujuan. Ia berkeinginan menemui saudara seperguruannya, Arya Sucitra yang tinggal di tanah Jawa.
Singkat cerita, Bambang Kumbayana telah sampai di pesisir pantai perbatasan. Di sana ia berdiri tertegun. Tidak sebuah perahu pun melintas di hadapannya. Sejenak hatinya mulai bimbang.
Dalam keadaan bingung karena sibuk memikirkan bagaimana cara menyeberangi lautan, tanpa sadar ia berujar, "siapapun yang bisa menyeberangkan aku sampai ke ujung, jika dia laki-laki akan kuangkat sebagai saudara. Dan jika dia perempuan akan kujadikan istri."
Seekor kuda sembrani yang berdiri tidak jauh darinya mendengar ujaran itu. Serta merta sang kuda menawarkan diri untuk mengantar Bambang Kumbayana melintasi lautan. Bak mendapat durian runtuh, Bambang Kumbayana pun dengan suka cita menerima tawaran itu.
Kuda sembrani sendiri sejatinya adalah seorang bidadari Kahyangan bernama Dewi Wilutama yang tengah menjalani hukuman. Ia dikutuk karena melakukan kesalahan. Dan kutukan itu akan berakhir jika ia bertemu seorang laki-laki yang sudi menikahinya. Untuk itu Dewi Wilutama harus menunggu selama bertahun-tahun. Saat melihat Bambang Kumbayana ia merasa sangat gembira. Ia berpikir pemuda itulah yang akan segera membebaskannya.
Perjalanan lintas samudera yang ditempuh memakan waktu lama dan melelahkan. Itulah sebab Bambang Kumbayana tertidur lelap di atas punggung kuda sembrani. Dalam tidurnya yang lelap itu pemuda itu ia bermimpi bertemu dengan seorang gadis rupawan. Bambang Kumbayana lantas jatuh cinta kepadanya. Dan ternyata sang gadis pun demikian. Gayung bersambut. Cinta saling berbalas. Meski cinta itu terjadi hanya dalam mimpi.