"Jangan bicara keikhlasan."
"Lantas aku harus bicara apa? Diam nerimo seperti Mbak Aisyah yang lemah lembut itu?" Yulia berkata setengah menyindir. Mendengar nama Aisyah disebut, emosi Marwoto tersulut.
"Kau boleh bicara apa saja. Tapi jangan membawa-bawa nama Aisyah!" Marwoto kalap. Yulia tidak menyangka Marwoto bisa sedemikian marah. Nyali perempuan muda itu seketika menciut.
Marwoto berdiri. Meraih kunci mobil di atas meja dengan kasar. Ia tidak peduli pada Yulia yang berusaha menghalanginya.
"Maafkan aku Mas. Mas jangan pergi!"
Marwoto bergeming. Ia terus saja melangkah meninggalkan rumah kontrakan dengan dada seakan hendak meledak.
Bersambung.....
***
Malang, 13 Nopember 2017
Lilik Fatimah Azzahra