"Jika benar harimau itu Ayahmu, seharusnya kau memiliki taring dan bulu."
Cindelaras tercenung. Ia menyeringai sejenak, menyentuh giginya yang berderet rapi. Tidak ada taring tajam dan runcing seperti yang dimiliki harimau putih. Lalu ia meraba kulitnya, mulus tak berbulu.
"Oh, aku harus menanyakan hal ini kepada Ibu!"
Cindelaras menghambur kembali, masuk ke dalam rumah.
***
Sepeninggal Cindelaras, ayam jantan membuka pintu kandang. Ia berjalan memutar mengitari rumah. Menguping pembicaraan Ibu dan anak yang sedang berlangsung di dapur.
"Ibu, anak harimau putih seharusnya bertaring dan berbulu."
"Ya, Ibu tahu."
"Lalu mengapa aku tidak memiliki dua ciri itu?"
"Ibu sudah memotong taringmu dan mencukur habis bulu-bulumu."
"Oh!" Cindelaras terperangah. Ia berlari lagi keluar rumah. Menemui ayam jantan yang sudah bertengger di atas pagar.