Dirga berhasil menyusulku.
"Toilet sebelah mana, Boy?" aku menoleh tidak sabar.
"Toilet yang paling ujung  Miss. Liz. Tapi---sepertinya toilet itu sedang terpakai."
***
Aku terbang berputar-putar di depan pintu toilet yang masih tertutup. Terdengar senandung kecil dari dalamnya. Sepertinya harus menunggu agak lama sampai si penghuni toilet keluar menyelesaikan hajatnya.
Lebih dari sepuluh menit pintu terbuka. Seseorang keluar dengan terburu. Aku terkejut. Orang itu ternyata---Bogart!
Aku mengabaikan keterkejutanku, aku lebih mengutamakan kotak itu. Tanpa pikir panjang aku menyeruak masuk ke dalam kamar mandi yang pintunya dibiarkan terbuka.
Mataku nanar mencari-cari. Tapi sepertinya sia-sia.
"Kukira sekarang kotak itu benar-benar hilang," aku bergumam sedih. Dirga menghampiriku.
"Maafkan saya, Miss...."
"Sudahlah, mari kita tinggalkan tempat ini. Kita harus mencari solusi lain agar bisa kembali ke wujud semula," aku mendahului terbang dengan wajah lesu.