Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Jejak Sang Penari [8]

10 Agustus 2017   06:13 Diperbarui: 22 Agustus 2017   18:07 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
imgrum.org/user/christianwalpole

Pintu kembali berderit. Sosok Papi dan Dokter Suastika muncul.

"Bagaimana selera makanmu hari ini?" dokter berkacamata itu mendekat seraya tersenyum.

"Aku pasien yang penurut, Dokter. Aku pasti akan menghabiskan makan siangku supaya bisa segera meninggalkan Rumah Sakit," aku membalas senyum dokter dengan tawa kecil.

"Kau harus menunda dulu keinginanmu itu, Nak," Dokter Suastika berkata serius.

"Maksud Dokter?"

"Kau belum kuizinkan pulang."

"Apakah penyakitku sedemikian parah, Dokter?" aku menatap dokter berkacamata itu---dalam-dalam.

Dokter tidak menyahut. Terdiam. Dan itu memaksaku berusaha mencari jawaban sendiri melalui perubahan air mukanya.

Tapi wajah Dokter Suastika sama sekali tidak berubah. Tetap teduh dan tenang.

"Terima kasih, Dokter. Anda sudah berhasil menyembunyikan rahasia kecil untukku dengan baik," aku tersenyum kecut. Rasa kesal dan kecewa memenuhi rongga dadaku.

"Oh, Nak, jangan berprasangka dulu. Tidak ada yang kami rahasiakan darimu," Papi berusaha menenangkanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun