Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kekasih di Tapal Ragu

23 Juni 2017   12:51 Diperbarui: 23 Juni 2017   12:53 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adalah dikau, kekasih itu, yang mengaku telah lama berdiri---di tapal batas. "Batas keraguan," ucapmu dengan wajah berselimut resah.

Adalah aku, kekasih dari sang kekasih itu yang berusaha tuk mematah ragu, ragu-ragu tentang sebuah cinta---sebisaku.

"Kita telah sampai," katamu. "Belum, kita baru saja mulai," sahutku dengan napas tersengal satu-satu.

"Aku lelah," kekasih memaling wajah. 

"jangan! Jangan lukai hati dengan kata-kata seperti itu," aku menggerak bibir tanpa suara.

Lalu dikau---kekasih itu menatapku, memastikan tentang kesungguhan yang memancar dari binar mataku. 

"Aku merah." Kekasih bergumam kelu. 

"Aku putih," kupatahkan lagi ragu yang menyeruak kegamangan hati. Dalam satu hela napas kuulur jemari, "ambil semua, untukmu. Jangan sisakan walau seujung surai. Hidupku, matiku...aku pasrah."

Kekasihku, ia ngin menyela, tapi tiada kuasa. Walau sesungguhnya ia nyaris bisa.

Dan ketika tapal keraguan itu kembali menghujamnya tanpa jeda, ia---kekasihku, hanya mampu berdiri menatap senja. Senja yang mencuri  jiwa raga dan tiada pernah lagi sudi mengembalikanku---padanya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun