Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Rumah Bidadari

18 Mei 2017   14:33 Diperbarui: 18 Mei 2017   14:39 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaki kurusku menapaki jalanan berbatu yang lengang. Sungguh aneh, sekeliling rumah bidadari tampak sepi. Apakah mereka sedang berendam, mandi di telaga bening pada siang sepanas ini selayak kisah dalam buku dongeng?

“Hai, Nak! Apa yang kau lakukan di sini?” seorang lelaki paruh baya menepuk pundakku, keras. “Anak-anak usia sekolah dilarang berkeliaran di tempat ini!”

“Saya hanya ingin melihat mereka, Pak. Para bi-da-da-ri yang menghuni rumah-rumah bagus itu,” aku menyahut tergagap. Lelaki itu tergelak.

“Siapa yang mengatakan itu padamu? Di sana tidak ada bidadari, Nak.”

Lalu lelaki tua itu menggamit lenganku. Mengajakku duduk di atas bangku yang terletak di bawah pohon rindang di tepi jalan.

“Kita ngobrol di sini. Akan kujelaskan padamu hal-hal yang tidak kau mengerti.”

Aku menurut. Mengambil tempat duduk di samping lelaki tua itu.

 “Mereka bukan bidadari. Melainkan---perempuan-perempuan kesepian yang putus asa. Mereka terpaksa bekerja di sana demi melanjutkan hidup.”

“Apa yang mereka lakukan?”

“Mereka melayani tamu, menjual cinta pada para lelaki hidung belang.”

Aku mengangkat alis. Tidak paham apa yang dikatakan oleh lelaki yang baru kukenal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun