"Hai!" tegurku riang. Lelaki itu tidak menyahut. Ia menyibakkan rambutnya yang gondrong, dengan gerakan slow motion. Lalu tiba-tiba saja ia berbalik badan, menoleh ke arahku.Â
Aku terkejut.
Ternyata lelaki dalam gelas itu kau!
***
Malam.
Sebelum tidur, kuletakkan gelas berisi lelaki gondrong di atas meja tak jauh dari pembaringan. Ia kembali meringkuk seperti semula, diam tak bergerak. Posisinya juga masih sama. membelakangiku.
"Hai, aku rehat dulu, ya..." ujarku seraya mengintip wajahnya. Berharap ia menoleh dan merespon kata-kataku. Tapi ternyata tidak, seperti yang sudah-sudah, tak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya.
"Aku mengantuk," lanjutku seraya menarik selimut. Mataku mulai lelap-lelap ayam.
Praaaanggg!!! Terdengar sesuatu terjatuh. Aku mengabaikannya, Karena kantuk lebih dominan menguasaiku.
Wuuuss...tengkukku terasa dingin. Hei, ada yang menyibakkan rambut di atas telingaku. Juga serasa ada kecupan hangat mendarat di kening dan kedua pipiku.
Aku membuka mata sedikit. Oh, dia! Lelaki itu. Kiranya ia sudah keluar dari dalam gelas minumku.Â