Matahari kian tinggi. Waktunya mandi. Baru saja hendak masuk ke dalam rumah, tukang sayur langganan berseru. Perempuan itu harus berbalik badan lagi. Ia teringat, pasokan tahu di dalam kulkas telah habis.Â
Duh, bicara soal tahu, ia ingat perbincangan beberapa minggu lalu dengan kekasihnya via telpon.
"Dikau suka masakan apa?" perempuan itu bertanya. Manja.
"Apa saja. Tempe, tahu, aku suka." Kekasihnya menyahut renyah. Perempuan itu suka cita mendengarnya. Ia berjanji akan memesan tahu sebanyak-banyaknya jika kekasihnya itu datang menjenguknya di bulan Maret.Â
"Pesanan saya, Pak! Tahu satu bak."
"Sudah saya siapkan, Mbak!" tukang sayur menyodorkan bak plastik berukuran sedang. Di dalamnya berjejer rapi potongan-potongan tahu berbentuk dadu.
Perempuan itu merogoh dua lembar uang lima ribuan dari dalam saku dasternya.
"Matur nuwun, Pak!"
"Mau ada arisan, Mbak?" tukang sayur bertanya heran. Tidak biasanya perempuan itu membeli tahu sebanyak itu.
"Mboten Pak. Mau ada tamu."
"Oh, tamu jauh, ya..."