Ada satu musim, di mana para kekasih tiba-tiba saja ingin marah. Musim itu kuberi nama Musim Kekasih Marah.
Kau tak percaya jika musim itu ada? Ayolah, akan kutunjukkan padamu tanda-tandanya.
Esok hari, bangunlah pagi-pagi sekali. Keluarlah dari kamarmu tanpa bersuara. Hiruplah udara pagi. Gerakkan kaki dan tanganmu silih berganti. Regangkan otot-otot pinggangmu, pundakmu, juga kepalamu. Lalu berlarilah sekencang-kencangnya. Susuri jalanan yang masih sepi. Ikuti saja kelokan-kelokannya, jangan berhenti. Di penghujung jalan akan kau temui iring-iringan petani coklat. Mereka berdendang riang, sembari mengepit bakul-bakul kecil di lekuk pinggang.Â
Beberapa dari mereka, para petani coklat itu menegurmu. Lalu berbasa-basi mengajakmu turun ke perkebunan. Kusarankan, ikutlah. Di sana mereka akan menunjukkan padamu indahnya bunga-bunga coklat yang tengah bermekaran. Kujamin, kau pasti suka.
Nah, bunga-bunga coklat yang sedang mekar itulah pertanda bahwa Musim Kekasih Marah telah tiba.
Di perkebunan coklat, kau berbincanglah. Tanyakan apa saja pada para petani coklat itu. Semisal tentang bagaimana cara menanam coklat agar cepat berbuah. Atau untuk apa para perempuan bersuka cita memunguti bunga-bunga yang luruh berguguran di tanah.
Berbincanglah yang lama. Jangan ingat pulang. Lupakan sejenak kekasihmu yang cemas menunggu di rumah.
Barulah ketika bayangan matahari sudah sepenggal galah, kau berpamitlah.Â
Selayak musim-musim yang lain, pada musim Kekasih Marah kau mesti waspada. Bersiap-siap. Mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi agar bisa menjalani sepanjang musim dengan sebaik-baiknya.
Sampai di rumah, acuhkan kekasih yang menyongsong di depan pintu. Kau duduk saja dengan santai di beranda. Nyalakan pemantik api, lalu merokoklah. Embuskan asap rokokmu tinggi-tinggi ke udara. Bentuklah lingkaran kecil dari mulutmu sebanyak-banyaknya. Hingga kekasih yang berdiri di sebelahmu akan berteriak dasyat mengagetkanmu.
"Hooneeey...!!!"