Saya perempuan yang jatuh cinta pada malam. Tak peduli meski malam tak lagi sendiri, saya tetap meminta agar ia bersedia menjadi kekasih saya. Sejak itu malam suka datang mengunjungi saya. Membawakan saya serangkai bunga dan menceritakan tentang banyak kisah.
"Maukah kamu mendengar satu kisah?" suatu hari malam berkata pada saya.
Saya mengangguk gembira. Malampun segera merentangkan tangannya. Menyelimuti saya dengan sepenuh rasa.
"Kisah apa itu?" saya bertanya seraya menyentuh lengannya.Â
"Kisah tentang seorang perempuan penggoda," malam tersenyum ke arah saya.Â
"Mengapa kau sebut ia perempuan peggoda?" tanya saya seraya berbaring di sebelahnya. Malam memejamkan mata.
"Karena ia selalu menggodaku. Di saat orang lain memilih terlelap, perempuan itu malah terjaga. Ia merayuku dengan berbait doa-doa."
Saya terdiam.
"Terkadang ia mengirim surat cinta yang ditulis dengan tinta air mata."
"Untukmu?"
"Iya, untukku."