Dee, semalam bulan datang menemuiku. Tak seperti biasa, kali ini wajahnya muram, tubuh sintalnya tak lagi utuh, tinggal separuh.Â
"Apa yang terjadi padamu?" tanyaku. Bulan membisu. Di tangannya tertangkup bunga rampai.Â
"Ini bunga kematian. Untuk diriku sendiri," tuturnya sedih.Â
"Mati adalah salah satu fase di mana kehidupan yang baru akan segera dimulai," aku menimpali.
"Ya, tapi aku belum ingin mati."
"Kenapa?"
"Aku masih ingin mengikuti kisahmu."
"Kisah yang mana? Sudah lama aku tak punya kisah," aku tertawa.
"Benarkah? Bagaimana dengan lelaki itu?" bulan tersenyum menggodaku.
"Lelaki yang mana?"
"Lelaki yang tertinggal keretamu...."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!