Seperti namanya, Aponi, yang berarti kupu-kupu, ia akan membawakan tari balet di atas panggung dengan gerakan yang sangat indah dan menawan bak kupu-kupu sedang menari.
"Apa yang menyebabkan Aponi begitu memukau?" Miss. Brione, perempuan berwajah pucat itu mengangkat kedua alisnya.
"Well, karena dia gadis cantik yang berbakat," Miss. Claudia, pelatih balet yang berpenampilan lembut itu menyahut.
"Apa bukan karena gaun tosca yang dikenakannya itu, Miss? Saya dengar gaun itu dulu milik..." Miss. Brione tidak melanjutkan kalimatnya.
"Oh, berita itu tidak benar. Hanya gosip murahan!" Miss. Claudia menatap Miss. Brione dengan pandangan tak berubah. Pelatih balet itu ingin mengatakan sesuatu tapi urung. Dari jauh tampak Aponi berlari-lari kecil menghampirinya.Â
"Miss.Claudia! Sejak tadi saya mencari-cari Anda. Seperti biasa, saya ingin Anda membantu mengikatkan pita gaun tosca ini," Aponi berkata malu-malu. Miss. Claudia tersenyum. Diraihnya pinggang ramping gadis itu. Lalu dengan cekatan ia merapikan tali yang berjumbai pada ekor gaun sehingga membentuk simpul kupu-kupu yang manis.
"Nah, sudah rapi. Kapan giliranmu tampil lagi?" Miss. Claudia bertanya seraya menatap bola mata Aponi.Â
"Setelah peserta yang sekarang, Miss."
"Bersiaplah, Nak. Dan tunjukkan kemampuan terbaikmu," bisik pelatih balet itu sembari melirik ke arah Miss. Brione yang sejak tadi berdiri  mengawasi mereka.
***
Aponi memasuki bilik sempit tempat ia berhias. Sebelum tampil ia ingin memastikan apakah polesan wajahnya sudah sempurna. Ia duduk di depan cermin besar yang tertempel pada dinding.