Kisah sebelumnya http://fiksiana.kompasiana.com/elfat67/100harimenulisnovelfc-27-sang-pelarian_5726dcaf959373b90fefe8e7
Di suatu tempat yang lain...
Malam itu mobil avanza berwarna biru gelap meluncur dengan kecepatan sedang. Penumpangnya seorang pria usia empat puluhan duduk di belakang setir didampingi istrinya yang cantik. Sementara di jok tengah tampak seorang gadis usia 16 tahun tengah tertidur dengan pulas.
Sesekali pria di belakang kemudi melirik gadis itu melalui kaca spion. Ada senyum tersungging di bibirnya. Lalu disentuhnya punggung tangan sang istri menggunakan tangan kirinya.
"Bersyukur Tuhan mempertemukan kita dengan anak itu, ya, Mam..." ujar lelaki itu tanpa menoleh.
Sang istri membalas senyum suaminya dengan anggukan kecil.
"Tuhan sangat sayang pada kita, Pi. Dia  mengirim anak itu untuk melengkapi kebahagiaan kita yang berpuluh tahun tidak dikaruniai anak..." perempuan itu meremas lembut jemari suaminya. Pandangannya menerawang jauh. Terlintas kembali dalam pikirannya peristiwa satu bulan  lalu,  di mana ia menemukan sesosok tubuh tergeletak di halaman rumah pada suatu siang yang terik.Â
Masih segar dalam ingatannya bagaimana ia memanggil suaminya dengan suara panik.
"Ada orang jatuh! " serunya sembari mencengkeram lengan suaminya yang baru muncul dari dalam rumah. Sang suami perlahan mendekati sosok tak dikenal itu dan memeriksa keadaannya.
"Bantu aku  membawanya masuk, Mam." Suara suaminya terdengar tenang tidak seperti dirinya.
Sang istri masih berdiiri gemetar. Rasa terkejutnya belum sirna. Ia memberanikan diri mendekat.