[caption caption="sumber:anekaremaja1.blogspot.com"][/caption]
Kisah sebelumnya http://fiksiana.kompasiana.com/elfat67/100harimenulisnovelfc-12-sang-pelarian_56fa1e1581afbd43061dffba
....................................................
Aku termangu. Takdir? Suamiku bicara tentang takdir?
Kutatap wajah di hadapanku itu dalam-dalam.
"Lalu takdir apa lagi yang Papa ketahui tentang diriku?" aku mulai berani membantah. Suamiku mengernyitkan alis. Membalas tatapanku dengan pandangan tak kalah menusuk.
"Mengapa Mama bertanya begitu?"
"Karena Mama seperti tidak mengenal diri Papa lagi."
"Seharusnya Mama belajar mengerti. Papa ini orang sibuk. Jadi tak ada salahnya kan kita berbagi tugas? Toh, Papa keluar rumah juga menghasilkan uang."
"Kami butuh Papa. Bukan cuma uang."
Ia hendak menyahut ketika handphone di tangannya berbunyi. Pembicaraan kami terputus. Buru-buru ia meraih kunci mobil yang tergeletak di atas meja. Lalu tanpa berucap apa-apa lagi, ia pun berlalu meninggalkan rumah.