Ia memberanikan diri membuka penyumpal botol itu. Blup! Airin terkejut. Ia mengira botol itu akan mengeluarkan asap dan diikuti sosok Jin raksasa.
Tapi ternyata tidak. Tidak ada asap ataupun Jin raksasa yang muncul. Airin menarik napas lega.
Perlahan Airin mengeluarkan isi botol itu. Hmm, sebuah kertas yang digulung kecil dan diikat dengan benang. Airin memutus benang ikatannya. Wah, jangan-jangan ini peta harta karun! Pikir Airin girang.
Kini kertas kecil itu terbuka. Ya..., ternyata hanya sebuah catatan kecil.
Siapa pun yang menemukan kertas ini, mohon diperhatikan.
Lihatlah, tepian pantai tak lagi bersih. Sampah berserakan. Tahukah kamu jika hal ini dibiarkan akan mengganggu ekosistim laut?
Airin terperangah. Ini sebuah peringatan. Ia tidak tahu siapa yang menulis pesan dalam botol itu. Tapi Airin tahu ia harus segera melakukan sesuatu.
Diraihnya tas kresek yang terselip pada kotak dagangannya. Airin mulai menyusuri pantai dan memunguti sampah-sampah yang berserakan. Ia tidak memedulikan pandangan wisatawan yang menatapnya heran.
Airin tumbuh dan dibesarkan di sekitar laut. Tentu saja ia paham, apa yang akan terjadi jika ekosistim laut terganggu. Ikan-ikan akan mati keracunan sampah. Dan hasil laut akan berkurang. Tidak, ia tidak ingin hal itu terjadi. Karena para nelayan, termasuk dirinya dan keluarganya, hidup mereka sangat tergantung pada hasil laut.
Airin berhasil mengumpulkan sampah cukup banyak. Botol-botol bekas minuman dan plastik makanan ia kumpulkan jadi satu. Lalu dengan langkah ringan ia berjalan pulang sembari menenteng kresek besar berisi sampah.
Melihat barang bawaan Airin, ibunya terkejut.