"Seorang laki-laki dengan luka pada lengan kanannya," ujarku seraya menatap ibu. Ibu terdiam.
Beberapa perawat memasuki kamarku. Salah seorang perawat wanita mendekat. Ia berbincang dengan ibu.
"Terpaksa kami melakukan ini," ujar perawat itu. Kulihat ibu mengangguk pasrah.
Lalu dua perawat laki-laki menghampiriku. Mereka membawa tali dan segera mengikatku.
"Hei! Apa yang kalian lakukan?!" aku meronta kaget.
"Tenanglah, ini kami lakukan supaya kamu tidak lagi kabur dari RSJ ini dan melukai banyak orang," salah seorang perawat berkata padaku.
"Melukai banyak orang? Siapa yang kulukai? Kalian salah! Aku tidak melakukan kejahatan apa-apa! Aku hanya mempertahankan uangku!" aku berteriak histeris. Tapi percuma. Para perawat itu tetap saja mengikatku.
Sementara di luar hujan belum berhenti. Dari balik kaca kulihat seorang gadis berpayung hitam berjalan menembus hujan.
"Amaryllis!" seseorang memanggilnya. Amaryllis? Dia Amaryllis? Kalau dia Amaryllis, lalu siapa aku?
***
Malang,01 Desember 2015