Organisasi dan magang akhir-akhir ini sedang menjadi sebuah topik yang hangat bagi kalangan mahasiswa. Sebagian dari mahasiswa berpendapat bahwa organisasi kini kalah pamor dengan magang dan kurang bisa memberikan manfaat lebih. Saingan terberat organisasi kampus saat ini adalah magang dan pertukaran program-program atau komunitas kepemimpinan yang lebih luas jangkauannya semacam program dari MBKM, tedX, Aiesec, dsbnya.
Saat ini organisasi pengurus mahasiswa dihadapkan pada fenomena penurunan kemajuan dan kehilangan personel inti ditambah dengan penurunan jumlah rekrutmen anggota baru. Puncak fenomena ini sangat terasa ketika program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) diluncurkan oleh Kemendikbud Ristek RI mulai tahun 2020 kemudian berhasil dilaksanakan secara offline pada tahun 2022 ini.
Program MBKM ini memberikan kesempaatan bagi mahasiswa/i untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karier masa depan. Dalam penerapannya mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk 1 (satu) semester (setara dengan 20 SKS) menempuh pembelajaran di luar program studi pada perguruan tinggi yang sama; dan paling lama 2 semester atau setara dengan 40 SKS menempuh pembelajaran pada program studi yang sama di perguruan tinggi yang berbeda, pembelajaran pada program studi yang berbeda di perguruan tinggi yang berbeda; dan/atau pembelajaran di luar perguruan tinggi.Â
Jadi, mahasiswa nantinya secara tidak langsung akan diajak untuk belajar caranya hidup di lingkungan masyarakat. Pada dasarnya kebijakan tersebut bertujuan untuk dapat mengenalkan adanya dunia kerja pada mahasiswa sejak dini.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu timbul beberapa masalah seperti banyak mahasiswa pengurus organisasi yang mengikuti program tersebut, kekurangan anggota aktif, penurunan rekrutmen anggota baru, tersendatnya program kerja yang tidak berjalan dengan semestinya. Hingga berdampak pada ketidakmasimalan kontribusi, regenerasi, hingga kaderisasi dalam organisasi masing masing.
Padahal dahulu jika ditanya tentang kegiatan apa yang unggul bagi mahasiswa ialah organisasi salah satunya jawabannya. Tetapi banyak mahasiswa sekarang yang berbondong-bondong lebih memilih untuk mengikuti magang. Hal tersebutlah yang menjadikan eksistensi organisasi kian tergerus.
Perlu dipahami, organisasi kampus dan magang itu bukanlah 2 hal yang saling bersaing. Jadi keduanya bukan subtitusi yang bisa menggantikan satu sama lain. Harusnya, organisasi kampus tidak merasa kalah dan bisa belajar sebagai potensi untuk belajar dari tingginya antusiasme magang ini.
jadi, mana yang lebih penting berorganisasi atau magang?
Magang dan organisasi keduanya sama-sama hal yang penting untuk meningkatkan pengembangan dan softskill. Dan yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mengenali diri kita dan menyiapkan rencana sebaik mungkin serta menentukan skala prioritas. seperti, semester satu sampai semester tiga akan berfokus pada organisasi, mengenal dunia kampus, menambah relasi, dan mengumpulkan pengalaman dan skill. setelah itu di semester empat dan seterusnya dapat mengikuti program magang dan kegiatan lainnya.
Semoga pendapat saya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Tulisan ini hanyalah opini dari penulis dan atas dasar keresahan selama ini. Saya sangar menerima saran dan masukkan dari para pembaca. Kurang lebihnya mohon maaf, sekian dan terima kasih sudah membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H