(Jebres, 28/7) Â Banjir yang melanda Kelurahan Jebres pada tahun 2023 tidak hanya menimbulkan kerugian materiil bagi warga, tetapi juga memberikan pelajaran penting mengenai perlunya pendidikan mitigasi bencana sejak dini, khususnya bagi anak-anak. Bencana ini menyoroti bagaimana anak-anak, sebagai kelompok yang rentan, sering kali menjadi korban paling terdampak dalam situasi darurat seperti banjir.
Saat banjir terjadi, anak-anak sering kali kehilangan akses ke pendidikan karena sekolah-sekolah terendam air atau jalan menuju sekolah tidak dapat dilalui. Selain itu, mereka juga berisiko mengalami trauma akibat pengalaman menghadapi bencana, seperti kehilangan tempat tinggal atau menghadapi kondisi darurat yang menakutkan. Dampak kesehatan juga menjadi perhatian, karena banjir membawa penyakit yang dapat dengan mudah menyerang anak-anak.
Pentingnya mengenalkan konsep mitigasi banjir kepada anak-anak sejak dini menjadi sangat jelas dalam situasi ini. Dengan pemahaman yang tepat, anak-anak dapat belajar bagaimana mengenali tanda-tanda awal banjir, langkah-langkah yang harus diambil untuk melindungi diri mereka sendiri, dan pentingnya menjaga lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan, yang dapat memperparah banjir.
Banjir di Kelurahan Jebres tahun 2023 menjadi pengingat kuat akan perlunya pendidikan mitigasi banjir sejak dini, memastikan bahwa generasi mendatang lebih siap dan tangguh dalam menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi di masa depan. Oleh karena itu Elfan Yovi Rifanto yang merupakan mahasiswa KKN Tim 2 Undip dengan jurusan Teknik Sipil berinisiatif mengenalkan mitigasi banjir kepada siswa SD yaitu siswa siswi SD Negeri Bulukantil.
Metode pengenalan mitigasi berupa edukasi dan pemasangan poster di mading SD Negeri Bulukantil. Harapannya dengan adanya pengenalan mitigasi banjir ini, anak anak dapat lebih siap ketika menghadapi bencana banjir sehingga kerugian yang ditimbulkan bencana dapat diminimalisir.